BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Penulisan
Dalam
dunia pendidikan, sering kali istilah alat bantu atau media pembelajaran di
gunakan sebagai bahan ajar dalam rangka memudahkan siswa dalam menangkap materi
pelajaran. Hal ini tentu membutuhkan sebuah keuletan seorang pengajar dalam
membimbing murid dalam kelas, supaya siswa lebih mudah untuk cepat tanggap
dalam menghadapi permasalahan dalam proses belajar mengajar.
Dalam
kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, setiap siswa tentu memiliki
intelegensi yang berbeda baik laki-laki maupun perempuan, itulah sebabnya
mengapa media pembelajaran sangat di butuhkan dalam proses pembelajaran.Karena
media merupakan salah satu factor penentu keberhasilan pembelajaran. Melalui
media proses pembelajaran bisa lebih menarik dan menyenangkan. Selain itu dapat
membantu memperjelas pesan pembelajaran.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana Penulisan Garis Besar Program Media (GBPM)
2.
Bagaimana Penulisan Naskah Media
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui Penulisan GBPM
2.
Untuk mengetahui Penulisan Naskah Media
D.
Manfaat Penulisan
1.
Untuk memahami Penulisan GBPM
2.
Untuk memahami Penulisan Naskah Media
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penulisan
Garis Besar Program Media (GBPM)
GBPM merupakan petunjuk
yang dijadikan pedoman oleh para penulis naskah didalam penulisan naskah
program media. GBPM dibuat dengan mengacu pada analisis kebutuhan, tujuan, dan
materi. Untuk program media, GBPM disusun setelah dilakukan telaah topik yang
akan dibuat programnya. Kegiatan telah topik ini perlu dilakukan, karena tidak
semua topik yang ada dalam GBPM cocok untuk dibuat media tertentu misalnya
vidio atau radio. Misalnya topik-topik yang berisi materi pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan psiomotorik yang memerlukan penjelasan
visual.
Topik-topik yang menampilkan
kemampuan psikomotorik lebih cocok diproduksi untuk media vidio atau media
cetak atau tatap muka di kelas. Misalnya, rumus-rumus yang sulit yang menghendaki
waktu lama untuk penjelasannya bila ditampikan dilayar TV. Rumus ini akan lebih
jelas apabila disajikan di depan kelas. Untuk program radio, materi yang cocok
adalah materi pembelajaran yang memerlukan dukunagan khayal visual yang sulit
disajikan di depan kelas. Misalnya
program-program apresiasi atau program pengayaan yang sifatnya kognitif.
Beberapa manfaat yang diperoleh dari sajian media ini antara lain adalah:
- Terjadinya persamaan persepsi
- Efisien: Tidak memerlukan penjelasan yang panjang
- Efektif: Sampai ke sasaran
- Motivatif dan rekreatif.
Berdasarkan hasil yang
telah dilakukan, topik-topik yang sudah teridentifikasi dimasukkan ke dalam
topik-topik GBPM berikut TPU (Tujuan Pembelajaran Umum) dan TPK (Tujuan Pembelajaran
Khususnya). Untuk program penyusunan program radio/audio juga bermanfaat untuk
menentukan jumlah topik dan sub topik yang saling berhubungan dalam program
audio/radio tersebut. GBPM dapat juga digunakan untuk memprediksi (antisipasi)
durasi program.
Contoh : Garis-garis Besar Program Media ‘Komik’
Judul Topik : Penjelasan mengenai
Demokrasi melalui salah satu jenis Media Grafis yaitu Komik.
Deskripsi Singkat :
Media ini menjelaskan secara singkat, padat dan jelas dari salah satu
materi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu apa yang dimaksud dengan
demokrasi dan bagaimana contoh penerapannya dalam kehidupan bermasyarakat.
Sasaran Pendidik : Siswa
Sekolah Dasar kelas 3.
Standar Kompetensi :
Mengetahui dan memahami makna dari Demokrasi.
Kompetensi Dasar
|
Materi Pelajaran
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Strategi Penyajian
|
Estimasi Waktu
|
Referensi
|
Siswa dapat
mendeskripsikan pengertian Demokrasi
|
Demokrasi
|
Menjelaskan apa yang dimaksud dengan
Demokrasi.
|
Menyimpulkan karakteristik dari Demokrasi di
negara kita.
|
2x45’
|
• Buku Pegangan
• LKS
|
Siswa dapat
mengaplikasikan makna dari demokrasi kedalam
kehidupan di masyarakat
|
Demokrasi
|
Menyebutkan dan menjelaskan contoh dari
penerapan demokrasi kedalam kehidupan bermasyarakat.
|
Menyimpulkan bagaimana contoh dari demokrasi
itu dan harus sesuai dengan tujuan yang ingin di capai.
|
2x45’
|
• Buku Pegngan
• LKS
|
Penjabaran materi
sebagai salah satu proses yang harus dilakukan dalam penulisan GBPM menjadi hal
yang sangat penting mengingat proses tersebut dapat memberikan kemudahan dalam
pelaksanaan penulisan naskah programmya disamping mengantisipasi durasi. Jumlah
topik dalam GBPM juga dapat digunakan untuk kalkulasi biaya produksi.Setelah
GBPM dibuat, maka berdasarkan topik-topik yang sudah ditelaah dilakukan
penulisan jabaran materinya. Jabaran materi diperlukan karena tidak semua
penulis naskah program adalah penulis GBPM dan jabaran materinya. Dengan
jabaran ini penulis naskah program dapat mempunyai gambaran visual dan narasi
yang disajikan berikut bagian-bagian yang memerlukan interaksi dengan
pendengarnya.
Contoh penjabaran materi
:
TPK
|
Pokok-pokok Isi Program
|
Pokok-pokok Narasi
|
Siswa dapat
mendeskripsikan pengertian Demokrasi
|
·
Siswa
diajak untuk melihat ke lingkungan sekitar mengenai peristiwa yang berkaitan
dengan demokrasi.
·
Siswa
diajak untuk menggali pengertian demokrasi berdasarkan pengetahuan yang
didapatnya dari peristiwa sebelumnya.
|
·
Penjelasan
tentang peristiwa berkaitan dengan demokrasi.
·
Penjelasan
tentang pengertian demokrasi.
|
Untuk program pembelajaran,
jabaran materi ini sangat diperlukan terutama jika penulis bukan orang yang
menguasai materi atau bidang studi yang akan ditulisnya. Suatu kesalahan dari
segi materi merupakan penjabaran kesalahan keseluruh sasaran yang memanfaatkan
program radio atau audio ini, karena program didengar oleh banyak orang/ siswa
yang menjadi sasaran dari program.
Di dalam program pembelajaran, penyusunan GBPM dan jabaran materi melibatan:
ahli materi, yakni orang yang menguasai isi atau materi, umumnya ahli materi
ini berasal dari perguruan tinggi huga bisa dari guru sendiri. tugasnya adalah
menilai naskah program dari kelayakan materinya. Yang kedua adalah ahli media.
Ahli media ini menilai dari segi pemilihan medianya, dan juga segi etestika
program ditinjau dari segi kelayakan medianya. Dan yang terakhir adalah
pengembang pembelajaran, yang umunya adalah guru kelas. Mereka berpengalaman
dalam menyampaikan materi di kelas. Ia bertugas untuk mengembangkan isi GBPM
dan jabaran materi.dalam hal ini GBPM dan jabaran materi yang dikembangkan
walaupun sudah dianggap memadai karena disusun berdasarkan pengalaman mengajar
di kelas. Pembuatan GBPM dan jabaran materi di perlukan, khususnya dalam
pengembangan program audio/radio instruksional, dngan alasan:
- Kemungkinan kesalahan materi dapat dihindarkan.
- Terhindar dari kemungkinan menyimpang dari tujuan yang ditentukan.
- Keandalan terjaga.
- Kekurangan dan kelemahan dapat diperbaiki dan direvisi.
Beberapa Tips dalam
pengembangan GBPM dan Jabaran Materi antara lain sebagai berikut.
1)
Topik Program
Merupakan
salah satu bagian dari pokok bahasan. Satu pokok bahasan dapat dikembangkan ke
dalam beberapa topik. Topik-topik ini biasanya juga dapat kita jumpai dalam
kurikulum.
Judul Program:
Dari
topik yang telah dipilih, kemudian ditentukan judul program. Sedapat mungkin
judul dibuat menarik, namun juga tidak menyimpang dari materi yang ada
didalamnya. Dengan judul yang menarik maa diharapkan timbul rasa ingin tahu
calon siswa/ sasaran program tentang tingkat isi program didalamnya.
2)
Sasaran
Sasaran
adalah mereka yang menjadi target dari program yang disajikan. Pengembangan
program yang baik didasarkan pada kesesuaian kebutuhan dari yang memanfaatkan
program dengan materi yang disajikan. Oleh karna itu materi yang disajikan
harus sesuai dengan tingkat pemahaman sasaran.
3)
Tujuan Pembelajaran
TPU
(Tujuan Pembelajaran Umum) dan TPK (Tujuan Pembelajaran Khusus) atau indikator
dirumuskan sesuai dengan pengembangan, pendalaman, ataupun pengayaan materi
dalam GBPM. TPU menyangkut kemampuan yang bersifat umum yang biasanya tidak
mudah diukur dan diamati. Ciri rumusan dalam TPU biasanya menggunakan kata-kata
: memahami, mengetahui, membayangkan, dan sebagainya. TPU di kutip dari
kurikulum yang digunakan sebagai acuan. Dalam kurikulum berbasis kompetensi TPU
sama dengan kompetensi dasar yang sudah ada pada buku kurikulum. TPK merupakan
penjabaran dari TPU yang sifatnya operasional ( dapat diukur, diamati, dan
dinilai). Kata-kata yang digunakan untuk merumuskan TPK juga bersifat
operasional, misalnya menyebutkan, membuat, mendemonstrasikan. Hal ini sama
dengan penjabaran sebuah indikator.
4)
Pokok Materi
Merupakan hasil jabaran dari tujuan pembelajaran
khusus juga dari indikator.
5)
Format Sajian
Penentuan Format sajian berdasarkan jumlah materi yang di sajikan, yang mengacu
ke daya tarik sasaran. Apabila materinya banyak dan waktunya terbatas, maka
program narasi adalah pilihan terbaik. Namun untuk materi yang tidak terlalu
banyak , sedang waktunya relatif panjang, maka format drama akan lebih menarik.
Melalui pengulangan-pengulangan materi, program dapat disajikan secara lebih
jelas.
6)
Durasi
Lama
putar program terbatas. Umumnya untuk program media pembelajaran jenis vidio/
TV, sound slide, program radio, berlangsung sekitar 15-20 menit.
Contoh :
Garis Besar Program Media
Kartu Bergambar Aneka Hewan
Mata Pelajaran
: IPA (Ilmu
Pengetahuan Alam)
Kelas
: VI
Topik
: Adaptasi dan
Ciri-Ciri Hewan
Deskripsi
Topik
: Dalam program ini, dengan
bimbingan guru, siswa diajak menggali pengetahuan tentang konsep dasar adaptasi
yang dilakukan oleh makhluk hidup yaitu hewan serta adaptasi yang dilakukannya
sesuai dengan lingkungan hidupnya. Selain itu, siswa diajak untuk menyebutkan
perubahan apa saja yang terjadi pada hewan untuk beradaptasi dengan
memperhatikan kartu gambar yang disediakan guru.
Standar Kompetensi
: Mendeskripsikan
hubungan antara ciri-ciri khusus hewan dengan lingkungannya
Media
: Kartu bergambar
hewan
Judul
: Mengenal hewan
dan adaptasi yang dilakukannya
Penelaah
Materi
: Drs. Aan
Kusdiana, M.Pd
Penelaah
Media
: Taopik Rahman,
M.Pd
B. Penulisan Naskah Media
- Pengertian Naskah
Secara umum nasakah dalam media pembelajaran
diartikan sebagai pedoman tertulis yang berisi informasi dalam bentuk visual,
grafis, dan audio sebagai acuan dalam pembuatan media tertentu, sesuai dengan
tujuan dan kompetensi tertentu. Secara sederhana naskah juga dapat berupa
gambaran umum media atau juga outline media yang akan dibuat.
Fungsi naskah adalah sebagai pedoman bagi
pengguna dan terutama pembuat media. Seorang programer pembuat media
pembelajaran berbantuan komputer, mengacu pada naskah, jika tidak ada naskah
maka tidak mungkin program itu terwujud.
Tahapan pembuatan naskah meliputi : ide dan
gagasan yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Selanjutnya pengumpulan
data dan informasi, penulisan sinopsisdan treatment, penulisan naskah,
pengkajian naskah atau reviw naskah, revisi naskah sampai naskah siap
diproduksi.
Pembuatan naskah media diawali dengan ide atau gagasan. Menghasilkan media yang
bagus diperlukan kreativitas dan ide yang cemerlang. Contohnya, jika kita akan
membuat program media video untuk anak SD kelas IV dengan judul “Biasakan
Membuang Sampah pada Tempatnya”, Untuk lebih jelasnya berikut ini beberapa ide/
gagasan yang bisa dikembangkan:
Judul
: Biasakan Membuang Sampah pada Tempatnya.
Tujuan : Para siswa
diharapan memiliki kebiasaan untuk membuang sampah pada tempatnya.
Sasaran :
Siswa kelas IV SD
Jenis
Media : Video
Ide-1
Melalui format drama,
dikisahkan dalam sebuah keluarga yang memiliki satu anak laki-laki. Anak
ini memiliki kebiasan buruk membuang sampah sembarangan, hingga suatu saat ia
kena batunya. Ia terjatuh dan harus masuk rumah sakit karena kakinya terkilir
karena menginjak kulit pisang yang dibuangnya.
Ide-2
Sebuah banjir
hebat terjadi disebuah kampung, semua rumah tergusur oleh derasnya air yang
terus meluap yang hampir menenggelamkan seisi rumah. Seorang ank sangat panik
dan ketakutan, berusaha meraih apa saja yang bisa ia raih untuk tidak terhanyut
terbawa air, tetapi rupanya ia hampir tenggelam. Untungnya ia langsung
terbangun dari mimpinya, rupanya ia mimpi buruk karena merasa bersalah sering
membuang sampah keselokan dekat rumahnya. Semenjak mimpi itu dia rajin membuang
sampah pada tempatnya.
Ide-3
Video dibuat dengan film animasi. Sekelompok lalat dan nyamuk sedang
berdiskusi hebat, membicarakan nasibnya yang merana karena kekurangan makanan
dan minuman, keluarga lalat dan nyamuk banyak yang busung lapar dan hampir
mati, karena lingkungan disekitarnya bersih tidak ada sampah berserakan
sedikitpun. Hal ini akibat masyarakat berpola hidup bersih, tidak membuang
sampah sembarangan.
Tahap kedua dalam pembuatan
naskah adalah mengumpulkan data dan informasi untuk membuat, melengkapi dan
memperkaya nasah tersebut. Pengumpulan bahan ini dapat dilakukan dengan cara
literatur, melakukan survey sederhana atau juga terlebih dahulu dilakukan
penelitian secara mendalam. Misalnya, jika kita akan membuat media video
dokumenter tentang kehidupan asmat suku irian jaya. Pada saat kita membuat
naskah, maka selain kita mempelajari dari buku tentang suku Asmat mungkin lebih
baik, kita melakukan observasi langsung kelokasinya, berdialog, mengamati dan
informasi yang kita dapat sebagai bahan untuk membuat naskah.
Tahap ketiga adalah membuat
sinopsis dan treatment. Sinopsis secara singkat dapat diartikan sebagai
ringkaasan program atau ringkasan cerita. Sinopsis diperlukan untuk memberikan
gambaran secara ringkas dan padat tentang tema atau pokok materi yang akan
digarap. Tujuan utamanya adalah mempermudah pemesan menangkap konsepnya,
mempertimbangkan kesesuaian gagasan dengan tujuan yang ingin dicapai dan
menentukan persetujuannya. Dalam istilah yang lebih sederhana sinopsis dapat
diartikan sebagai ringkasan cerita. Konsep sinopsis juga sering digunakan untuk
kegiatan seni lain, misalnya dongeng, cerita bersambung, komik, pementasan
teater, novel, media audio, media slide dan sebagainya. Pada dasarnya konsep
sinopsis untuk film/ video hampir sama dengan istilah sinopsis untuk yang
lainya. Dalam penulisannya, tidak diuraikan dengan kalimat yang panjang, tetapi
cukup beberapa kalimat saja, namun tercakup didalamnya: tema, event dan alur
yang dikemas dengan kalimat yang sederhana dan mudah dipahami.
Contoh sinopsis
“Episode menggambarkan
suatu kecelakaan ka-pal ’impian’. Dua orang, seorang kakek, dan cucu gadisnya,
berhasil menyelamatkan diri kepantai pulau karang”.
( Film: “ Terdampar di
pulau karang”.)
Sedangkan treatment
merupakan pengembangan dari sinopsis. Sinopsis dan treatment khususnya dibuat
untuk media sound slide, film, video, program media audio. Setiap media
sebaiknya memiliki sinopsis, namun untuk treatment tidak perlu semua media,
terbatas pada media yang membutuhkan gambaran alur cerita atau plot program
dari awal hingga akhir penayangan. Misalnya pada program video, film, slide,
film strip dan lain-lain. Secara sederhana yang dimaksud dengan treatment
seperti halnya seorang anak yang menceritakan kembali film yang dia tonton kepada
temannya dari mulai hingga film berakhir. Untuk lebih jelasnya, berikut kta
simak contoh sinopsis sebuah video pembelajaran yang kemudian dijabarkan dalam
sebuah treatment.
Treatmen agak berbeda
dengan synopsis, teatmen mencoba memberikan uraian se ringkas secara deskriptif
(bukan tematis) tentang bagaimana suatu episode cerita nantinya akan digarap.
Secara sederhana , penulisan treatment sama dengan kita menceritakan kembali
pengalaman menonton film kepada orang lain, dimana kita menceritakan kronologis
jalan cerita film tersebut.
Contoh treatment.
“Cerita diawali dengan
fajar menyingsing di ufuk timur sebuah pulau karang yang sepi dan gersang. Di
kejauhan masih nampak samar-samar bangkai kapal “Impian” yang terdampar. Dua
sosok tubuh kelihatan bergelantungan pada sebilah papan yang terapung-apung
tidak jauh dari tempat kejadian. Dengan susuah payah mereka, muali
berenang-renang menempuh gelombang dan berjalan tersuruk-suruk m,enuju pantai
pulau ksrng yang gersang diiringi gemericiknya riak gelombang air laut yang
kini mulai reda, dan seterusnya”.
- Jenis Naskah Media
2.1. Naskah
Media audio
Media audio adalah media
yang menyajikan informasi dalam bentuk audio atau suara dan untuk meneriman
informasi tersebut menggunakan indra pendengaran. Format audio yang dapat
disajikan adalah suara manusia (naratif), musik, lagu/vokal, dan sound efek.
Dengan format tersebut, informasi dikemas sedemikian rupa sehingga membutuhkan
daya imajinasi untuk membuat program audio lebih hidup dan menarik. Dilihat
dari bentuknya yang termasuk media audio diantaranya audio rekaman, radio
siaran, dan audio di laboratorium bahasa.
Sajian informasi dalam
media audio dapat dikemas menjadi beberapa format sajian, diantaranya :
a.
Dialog atau diskusi. Format ini menyajikan
dua orang atau lebih yang memiliki kedudukan yang sama, membicarakan satu tema
yang berisi materi pembelajaran.
b.
Tutorial. Ciri khas dari format ini
didalamnya terlibat dua pihak, yaitu siswa yang diberi bimbingan dan tutor yang
memberi bimbingan. Pola tutorial biasanya lebih interaktif dan terbimbing,
materi yang dibahas bias lebih intensif karena jumlah siswa sedikit.
c.
Magazine. Sesuai dengan namanya magazine
yaitu majalah, maka informasi yang disajikan pada program audio jenis magazine
lebih banyak dan bervariasi. Namun demikian informasi yang dibahas tidak
terlalu mendalam.
d.
Drama. Format ini menyajikan informasi dalam
bentuk sajian drama. Seperti halnya drama, maka diperlukan adanya penokohan,
alur cerita atau plot yang jelas, konflik dan penyelesaian konflik. Format ini
banyak digunakan untuk menyajikan informasi pembelajaran, karena salah satu
kelebihannya menarik dan tidak membosankan, namun jangan sampai substansi
materi menjadi terabaikan.
Untuk dapat membuat naskah audio yang baik,
terlebih dahulu harus memahami unsur-unsur dalam media audio, sehingga
unsur-unsur tersebut dapat dikombinasikan dalam naskah dengan baik. Unsur yang
dimaksud adalah :
v Naratif atau suara yang
dihasilkan dari suara manusia, baik dalam bentuk sajian informasi oleh
narrator, dialog antar pemain ataupun monolog atau bicara sendiri. Bahasa yang
digunakan pada program audio adalah bahasa percakapan, bahasa lisan, dan bukan
bahasa buku atau bahasa tulisan, dengan demikian gunakanlah kalimat tunggal,
kalimat pendek-pendek. Sedapat mungkin kita menyajikan informasi dengan kalimat
sederhana namun mudah dicerna.
v Musik. Musik merupakan
bagian penting dalam audio setelah narasi. Musik memiliki fungsi untuk
menimbulkan suasana yang mendorong siswa untuk memudahkan mencerna informasi.
Selain itu musuk juga menimnulkan ketertarikan siswa, mengurangi kebosanan.
Musik juga dapat mempengaruhi kejiwaan pendengarnya, jika saja informasi lebih
bersifat persuasive maka diperlukan musik dengan bit yang cepat dan semangat
juga sebaliknya. Dengan demikian diperlukan pemilihan musik yang sesuai.
·
Musik Tema : musik yang menggambarkan watak atau
situasi tertentu sesuai dengan program sajian. Musik tema dibuat secara khas
sehingga menjadi icon cirri khas dari sebuah program audio.
·
Musik Transisi : digunakan untuk menghubungkan
dua adegan, durasi musik ini tidak perlu panjang cukup 15-20 detik. Hal ini
perlu diperhatikan karena perpindahan adegan tanpa disertai dengan musik
transisi, membuat perpindahan menjadi kaku.
·
Musik Jembatan : musik ini hampir mirip
fungsinya dengan musik transisi. Terutama digunakan untuk menandai perpindahan
antar adegan yang situasinya berbeda. Missal situasi di dalam ruang, berpindah
ke situasi luar ruang.
·
Musik Latar Belakang jenis musik ini disebut
juga “bacground music” digunakan untuk memperkuat sebuah situasi tertentu.
Musik ini mengiringi sajian utama missal dialog, drama, narator. Karena
sifatnya pelengkap maka perlu diatur intensitas volume yaitu cukup dengan 25%
dari 100% volume suara.
·
Peristilahan teknis. Membuat
naskah audio diperlukan pengetahuan tentang istilah-istilah teknis,
diantaranya:
§ ANNOUNCER (ANN) : pihak
yang memberi informasi tentang suatu acara akan disampaikan. Bias juga
dikatakan bahwa announcer berfungsi untuk membuka sebuah program audio.
§ NARRATOR (NAR) :
fungsinya hampir sama dengan announcer, namun kalau narrator menginformasikan
sajian materi. Jadi narrator sudah dalam program. Apa yang disampaikan oleh
narrator sudah menjadi bagian dari isi program audio.
§ MUSIK : musik perlu
ditulis di dalam naskah, yang menunjukan bahwa di adegan tersebut perlu
disisipkan musik yang sesuai.
§ SOUND EFFECT (FX) :
adalah suara-suara yang terdapat dalam program audio untuk mendukung
terciptanya suasana atu situasi tertentu. Sound effect dapat berupa suara
alamiah, atau sengaja dibuat dengan manifulasi tertentu. Misalnya suara burung
berkicau, suara gaduh, suara keramaian dan lain-lain.
§ FADE IN DAN FADE OUT :
Adalah symbol yang artinya bahwa pada adegan tersebut musik masuk secara
perlahan (fade in) dan jika musik sedang berjalan maka hilangnyapun secara
perlahan (fade out).
§ OFF MIKE : situasi
dimana suara yang ditimbulkan seolah-olah dari kejauhan. Untuk menimbulkan efek
ini sumber suara harus menjauhi mike.
§ IN-UP-DOWN-UNDER-OUT :
symbol ini menjelaskan bahwa musik masuk secara perlahan (IN), kemudian naik
(UP), setelah musik naik secara optimal maka diperlukan untuk kembali turun
secara cepat (DOWN), kemudian musik perlahan rendah dan terus bertahan rendah
selama beberapa menit. (UNDER) sampai akhirnya musik perlahan hilang (OUT).
Format naskah audio yang
umum digunakan adalah menggunakan format dua kolom seperti contoh berikut ini.
NO
|
PELAKU / JENIS SUARA
|
TEKS / ISI SUARA
|
2.2 Naskah Media
Video
Media video adalah media
yang menyajikan informasi dalam bentuk suara dan visual. Unsur suara yang
ditampilkan berupa narasi, dialog, sound effect dan musik, sedangkan unsure
visual berupa gambar/foto diam (still image), gambar bergerak (motion picture),
dan animasi.
·
Format naskah
Dalam pembuatan program
film maupun video skrip atau naskah program ini merupakan daftar rangkaian
peristiwa yang akan dipaparkan gambar demi gambar dan penuturan demi penuturan
menuju tujuan perilaku belajar yang ingin dicapai. Format penulisan skrip untuk
program film dan program video pada prinsipnya sama, yaitu dalam bentuk halaman
berkolom dua, sebelah kiri untuk menampilkan bentuk visualisasinya dan sebelah
kanan untuk segala sesuatu yaqng berhubungan dengan suara termasuk dialog,
narasi, musik maupun efek suara.. tujuan utama suatu skrip atau nasdkah
program adalah sebagai peta atau pedoman bagi sutradara dalam mengendalikan
penggarapan substansi materi ke dalam suatu program. Karena itu skrip yang baik
dilengkapi dengan tujuan, sasaran, synopsis, treatment. Contoh :
No
|
Video
|
Audio
|
SCENCE
1
|
Muncul logo pembuka, pembuatan program
disertai tulisan PROYEK PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN UMUM DAN SEKOLAH disusul
dengan persembahan judul MEMANFAATKAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH
|
MUSIK JINGGLE
|
2
|
Animasi pembuka berisi cuplikan video siswa
yang sedang membaca, tumpukan buku, rak buku, siswa sedang membuka katalog,
disertai tulisan kerabat kerja.
|
MUSIK INSTRUMEN
|
3
|
Pemandangan suasana kota, gedung-gedung
bertingkat, hiruk pikuk orang lalu lalang dan beberapa fasilitas belajar
seperti perpustakaan
|
NARRATOR (OFF CAMP) :
Kemajuan Indonesia saat ini sangat ditunjang
oleh kualitas SDM yang mampu bersaing dengan negara lain. Salah satu cara
untuk mewujudkan sumber daya yang tinggi adalah dengan menumbuhkan minat
membaca sejak usia dini. Perpustakaan adalah solusi untuk menumbuhkan minat
baca anak mulai di tingkat sekolah dasar.
|
SCENCE
4
|
Suatu siang di sekolah dasar, tampak lokasi
sekolah dari luar
|
|
SCENCE
5
|
Disebuah ruang kelas, seorang guru sedang
mengajar dihadapan 30 orang siswa.
|
Musik
|
6
|
Dari halaman sekolah, terlihat seorang
gurukeluar dari kelas menghampiri lonceng, sejenak melihat jam dan langsung
memukul lonceng.
|
SUARA BEL
|
7
|
Kembali ke ruang kelas, dimana seorang guru
sedang mengajar.
|
Guru : “Ada yang
mau bertanya?”
Siswa: (terdiam)
Guru ; ‘kalau tidak ada yang bertanya, kalian
boleh keluar’.
|
8
|
Anak-anak berhamburan keluar ruangan untuk
beristirahat.
|
Suara riuh anak-anak
|
9
|
Di sebuah sudut halaman sekolah, tampak
seorang siswa perempuan sedang asyik membaca, dihampiri oleh 3 orang
temannya.
|
Siswa 1 : “kamu sedang baca buku apa ?
Siswa 2 : “ buku sejarah”
Siswa 3 : “ bukunya baru beli ya ?”
Siswa 2 : “ engga kok, aku baru pinjem dari
perpustakaan”.
Siswa 1 : “perpustakaan ?”
dan 3
siswa 2 :” iya, perpustakaan seolah kita”
siswa-1 : “Emang bukannya boleh dipinjam dan
dibaca:?
Siswa-2 : “Boleh”
Siswa-3 : “ Ada buku apa saja di sana?”
Siswa-2 : “Banyak deh”
Siswa-3 : “Kalau begitu antar kami ke sana ya”
Dan seterusnya..
|
·
Shooting Skrip / Skenario
Skenario merupakan petunjuk
operasional dalam pelaksanaan produksi atau pembuatan programnya. Jadi scenario
sangat bermanfaat bagi teknisi dan kerabat produksi yang akan melaksanakannya
dengan tanggung jawab teknis operasional. Petugas yang membutuhkannya diantaranya
: editor / penyunting gambar, kameramen, pencatat adegan, sound man dan
lain-lain. Dalam scenario inilah beda antara film dan video akan tampak karena
video mempunyai efek visual tertentu yang tidak dimiliki oleh media film,
misalnya dissolve, wipe, superimpose, split image dan sebagainya.
Pengaruh lain yang akan
tercermin dalam penulisan scenario adalah beda dalam pendekatannya. Bila dalam
pendekatan film perpindahannya umumnya bersifat “ cut-to-cut” dan
pengambilannya boleh loncat-loncat dengan pengelompokan menurut keadaan waktu,
cuaca, lokasi maupun sifatnya (di dalam atau di luar gedung studio).
Contoh shooting skript/
skenario:
No
|
Video
|
Audio
|
SCENCE
1
|
IN BLACK ZI : LOGO PERPUSTAKAAN NASIONAL.
CAPTION (FI / FO): PROYEK PENGEMBANGAN
PERPUSTAKAAN UMUM DAN SEKOLAH
CAPTION JUDUL (FI / FO) MEMEANFAATKAN
PERPUSTAKAAN SEKOLAH
|
MUSIK JINGLE FI-FU
|
2
|
IN BLACK ECU : membuka buku ( Slow Motion)
DISSOLVE TO
CU : Siswa sedang membca
INS : CAPTION
|
MUSIK INSTRUMEN
|
SCENCE
2
|
Ide cerita :
Drs. Rachmat Natawijaya
DISSOLVE TO
ZI : Plang Perpustakaan
DISSPLVE TO
Tumpukan Buku
CUT TO
PAN LEFT : Rak Buku Di Perpustakaan
Dan seterusnya......
|
|
3
|
DISSOLVE TO
HA : Patung Bundaran Hotel Indonesia
CUT TO INS.
Gedung-Gedung Bertingkat
CUT TO
LS : Orang Lalu Lalang
DISSOLVE TO;
PAN LEFT : Ruang di sebuah Perpustakaan
Dan seterusnya.....
|
NARRATOR (OFF CAMP) :
Kemjuan indonesia saat ini sanga ditunjang
oleh kualitas sumber daya manusia yang mampu bersaing dengan negara lain.
Salah satu cara untuk mewujudkan sumber daya yang tinggi adalah dengan
menumbuhkan minat baca anak mulai di tingkat sekolah dasar.
Dan seterusnya.....
|
·
Petunjuk Pengambilan Gambar
Petunjuk pengambilan
gambar adalah posisi pengambilan oleh kamera pada objek yang akan diambil.
Ada 3 cara pengambilan, yaitu
·
Long shot (LS), yaitu pengambilan yang
memperlihatkan latar secara keseluruhan dalam segala dimensi dan
perbandingannya.
·
Medium shot (MS), yaitunpengambilan yang
memperlihatkan okok sasarannya secara lebih dekat dengan mengesampingkan latar
belakang maupun detail yang kurang perlu.
·
Close-up (CU), yaitu pengambilan yang
memfokuskan pada subeknya atau bagian tertentu. Lainnya dikesampinkan supaya
perhatian tertuju ke situ.
·
Gerakan Kamera
Visualisasi yang tampak
pada layar, pada dasarnya hasil dari kerja kamera video
yang merekam objek dengan posisi yang berbeda-beda. Perbedaan
letak dan posisi serta gerakan objek yang tampak pada layar adalah akibat
darigerakan-gerakan yang timbul dari kamera. Adapun petunjuk-petunjuk
yang berhubungan dengan gerakan kamera, seperti :
1. pan
right, menggerakan kamera ke kanan
2. pan
left, menggerakan kamera ke kiri
3. tilt
up, menggerakan kamera ke atas
4. tilt
down, menggerakan kamera ke bawah
5. zoom
in, mengatur pengambilan ke arah CU
6. zoom
out, mengatur pengambilan ke arahLS
7. dolly
in (track in), mendorong kamera ke arah subjek
8. dolly out (track out),
menarik kamera menjauhi subjek camera follow, kamera mengikutin kemana perginya subjek.
·
Efek Visual Dasar
Selain gerakan kamera,
perubahan visual yang ditimbulkan pada video dan diakibatkan
oleh efek visual. Efek visual dasar ini sering disebut dengan transition
devise. Penggunaan efek visual dasar seperti :
a)
fade in, pengambilan oleh kamera tertentu mulai
masuk perlahan.
b)
fade out, pengambilan oleh kamera tertentu mulai
memutar secara perlahan.
c)
super atau superimpose, penampilan sesuatu (
biasanya title atau caption ) ke atas pengambilan yang ada.
d) dissolve, pembauran
secara perlahan menggantikan sebelumnya.
e)
wipe, mengganti pengambilan sebelumnya dengan
efek penghapusan.
2.3 Naskah Media Grafis
Media grafis adalah
media yang dihasilkan dengan cara dicetak melalui teknik manual atau
dibuat dengan cara menggambar, tekni printing, sablon, sehingga media ini
disebut disebut juga media printed material atau bahan-bahan yang
dicetak. Contoh media grafis adalah bagan, poster, grafik diagram, kalikatur,
komik pendidikan dan sebagainya.
Prosedur umum dalam
merancang media grafis yaitu:
Ø Pertama, mengidentifikasi
program, dalam hal ini tentukanlah : Nama mata pelajaran, pokok bahasan dan sub
pokok bahasan, tujuan pembelajaran, dan sasaran.
Ø Kedua, mengkaji
litelatur, yaitu guru menentukan isi materi yang akan disajikan pad media
tersebut.
Ø Ketiga, membuat naskah.
Naskah untuk media grafis berisi sketsa visual yang akan ditampilkan berisi
objek gambar, grafik, diagram, objek foto, isi pesan dalam bentukteks.
Ø Keempat, kegiatan
produksi. Media cetak dapat dibuat secara manual atau mengunakan komputer. Cara
manual yaitu menggambar, melukis, atau membuat dekorasi objek grafis. Cara
kedua menggunakan komputer grafis dengan software aplikasi pengolah
gambar dan di cetak secara digital menggunakan printer warna.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Media adalah perantara
atau pengantar pesan dari pengirim pada terima pesan yang berfungsi
membangkitkan motivasi belajar mengulang apa yang memberikan balikan dengan
segera dan menggalakkan latihan yang serasi. Melalui media proses pembelajaran
bisa lebih menarik dan menyenangkan (joyfull learning), misalnyan siswa yang
memiliki ketertarikan terhadap warna maka dapat diberikan media dengan warna
menarik.
Secara umum naskah dalam
perencanaan program media dapat diartikan sebagai pedoman tertulis yang berisi
informasi dalam bentuk visual, grafis, dan audio sebagai acuan dalam pembuatan
media tertentu, sesuai dengan tujuan dan kompetensi tertentu.
Fungsi naskah adalah sebgai pedoman bagi
pengguna dan terutama pembuat media. Tahapan pembuatan naskah yaitu: ide dan
gagasan yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, selanjutnya pengumpulan
data dan informasi, penulisan sinopsis dan treatment, penulisan naskah,
pengkajian naskah atau revisi naskah, revisi naskah sampai naskah siap
diproduksi.
DAFTAR
PUSTAKA
2.
Trini
Prastati, Media Sederhana, (Jakarta : PAU-PPAI Universitas
Terbuka, 2005)
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar